Saturday, April 12, 2008

pollution-haven

ada satu data menarik dari FDI kita di tahun 2007
Dalam FDI kita, industri kimia dan farmasi mempunyai porsi terbesar kedua. Pada tahun 2007, FDI indistri kimia dan farmasi, mempunyai pangsa sebesar 16% dari seluruh FDI yang masuk ke Indonesia, dan jika dibandingkan dengan industri manufaktur saja, FDI industri kimia dan farmasi mempunyai pangsa lebih dari 35%. Besarnya pangsa ini cukup stabil dari tahun ke tahun dan ini berarti FDI industri kimia dan farmasi merupakan FDI yang cukup dominan.
waduuuhhhh padahal kan industri kimia merupakan industri yang polutan banget.
polusi industri kimia itu lengkap banget. Ya di air, udara, dan limbah. mulai dari SO, BOD, COD, VOC, HO dan masih banyak banget.

kondisi ini mengingatkanku pada konsep pollution haven.
dan Negara berkembang biasanya menjadi pollution-haven, tempat dimana perusahaan dapat merelokasi dan berproduksi tanpa pengawasan lingkungan yang ketat seperti negara maju.
Hal ini disebabkan 2 hal pokok yaitu:
  1. Standar lingkungan yang ketat di negara maju menyebabkan beberapa perusahaan, terutama yang pollution-intensive direlokasikan ke negara yang memiliki standar lingkungan yang tidak begitu ketat. Perbedaan standar akan mendorong terjadinya relokasi industri kotor ke negara sedang berkembang. Pengalihan operasi industri kotor ke negara sedang berkembang ini disebabkan karena negara sedang berkembang menilai aspek lingkungan terlalu rendah (undervalue) atau bahkan menggunakan perbedaan etrsebut untuk menarik investasi baru ke negara sedang berkembang.
  2. Faktor lain yang mendorong industri kotor untuk merelokasi perusahaannya ke negara sedang berkembang adalah ketersediaan bahan baku, murahnya tenaga kerja, ketersediaan infrastruktur, penghapusan pajak dan lain-lain
benarkah dengan data itu kita termasuk menjadi pollution-haven?
kalo iya cukup mengerikan. artinya seakan2 kita menjual tanah, air dan udara kita demi sebuah pertumbuhan ekonomi. padahal cost dari kondisi ini tentunya tidak murah. dan siapa yang akan membayarnya??? pasti next generation...
jadi bila fenomena ini benar...
betapa kasiannya anak cucu kita nanti

Gubernur BI baru

ini bukan telaah ekonomi sih..
hanya mau cerita bahwa Pak Budiono telah terpilih jadi gubernur BI baru...
Kemarin ketika aku ke BI, sempat nanya ke seorang teman, kenapa pak Budiono?
(meski aku tahu Pak Bud ini seorang yang bersih, cenderung konservatif dan selama ini suka (lebih suka berbicara mengenai stabilitas moneter)
kata teman itu, BI membutuhkan figur yang sederhana dalam "keberadaannya"
oooo... tampaknya pak Bud memang figur yang tepat
dan tampaknya pula pak Bud dapat diterima oleh PDIP, karena toh beliau juga mentri pada jamannya Mega...
dan... pasar ternyata merespon bagus ya....
tidak ada gejolak di pasar
ini menunjukkan komitmen BI dalam menjaga stabilitas
jadi semuanya dipersiapkan dengan baik

So.... selamat berkarya Pak Bud....
sebagai salah satu muridnya... pasti saya bangga ada satu lagi orang UGM yang diharapkan bisa menyelamatkan bangsa ini..

(intermezo... yang paling lucu adalah... kalo beliau ngajar di UGM tiap sabtu, beberapa waktu lalu sebelum diangat jadi Gubernur... berbondong-bondong mahasiswa S1 minta foto dan tandatangan... maklum.. ntar kalo dah jadi Gubernur pasti susah 'menyentuh" beliau)